Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Dukung kami

Ilmuwan Membangun Model Teoritis pada Evolusi Kerjasama

 Masyarakat manusia dapat mencapai tingkat perilaku kerjasama yang tinggi apabila mereka berinteraksi secara berulang-ulang, dan jika populasi menunjukkan setidaknya derajat struktur yang kecil.

Berdasarkan definisinya, evolusi adalah bersifat dingin dan tanpa ampun: ia memilih yang sukses dan menyingkirkan yang gagal. Jadi, sangat alami apabila proses seperti ini hanya akan lebih memilih gen yang membantu dirinya sendiri, bukan yang lain. Namun, bagaimanapun juga, perilaku kerjasama dapat diamati di dalam berbagai area, dan manusia yang saling membantu satu sama lain merupakan fenomena yang sangat umum. Dengan demikian, salah satu pertanyaan besar dalam ilmu pengetahuan saat ini adalah; bagaimana perilaku kerjasama dapat berevolusi.
Para ilmuwan dari Institut Biologi Evolusi Max Planck di Plon, Universitas Harvard dan Universitas Amsterdam kini mengembangkan sebuah model baru yang menggabungkan dua penjelasan sekaligus – “timbal balik langsung” dan “struktur populasi”. Mereka menemukan bahwa pengulangan maupun populasi terstruktur teramat penting bagi evolusi kerjasama. Para peneliti menyimpulkan bahwa masyarakat manusia dapat mencapai tingkat perilaku kerjasama yang tinggi apabila mereka berinteraksi secara berulang-ulang, dan jika populasi menunjukkan setidaknya derajat struktur yang kecil.
Para ilmuwan mencoba menjawab pertanyaan bagaimana perilaku kerjasama dapat berevolusi dengan menggunakan permainan yang disebut dilema tahanan, yang mempertimbangkan dua jenis pemain: ‘kooporator’ yang menanggung beban untuk membantu yang lain, serta ‘pembelot’ yang menolak menanggung beban namun menuai manfaat dari kooporator. Secara umum, semuanya akan menjadi lebih baik apabila mereka terlibat dalam kerjasama, namun dari sudut pandang individu, pembelotan lebih bermanfaat. Dengan demikian, seleksi akan selalu mendukung pembelot, dan bukan kerjasama.
Para peneliti menggunakan struktur populasi dan timbal balik langsung untuk menjelaskan mengapa kerjasama tetap berevolusi. Dalam populasi terstruktur, kooporator lebih mungkin untuk berinteraksi dengan kooporator lain dan pembelot dengan pembelot lain. Timbal balik langsung melibatkan pengulangan interaksi dan – dengan demikian -didasarkan pula pada pengalaman yang diperoleh dari peristiwa sebelumnya yang melibatkan kerjasama. Di masa lalu, kedua pendekatan ini dipertimbangkan secara terpisah
.
Dengan menggunakan simulasi komputer dan model matematika, kelompok ilmuwan Institut Biologi Evolusi Max-Planck di Plon mengembangkan sebuah model baru yang memasukkan kedua konsep tersebut ke dalam perhitungan. Mereka menemukan bahwa, hanya dengan timbal balik langsung saja tidak akan cukup, dan bahwa struktur populasi juga diperlukan dalam rangka mencapai tingkat kerjasama yang tinggi. Ketika terdapat timbal balik, tingkat rata-rata kerjasama menjadi meningkat karena jenis yang sama lebih mungkin untuk berinteraksi satu sama lain. Selain itu, para peneliti mengamati bahwa kerjasama terjadi jika individu-individu yang kooperatif dan pembelot berkerumun menjadi satu dan pengulangan jarang terjadi. Yang mengejutkan, terlalu banyak pengulangan justru dapat membahayakan kerjasama dalam kasus ketika struktur populasi membuat kerjasama antar individu menjadi sangat mungkin. Hal ini disebabkan adanya fakta bahwa timbal balik dapat melindungi pembelot dari invasi pembelot dengan cara yang sama dalam mencegah kerjasama dari invasi pembelot.
“Tanpa struktur populasi, kerjasama berdasarkan pengulangan adalah tidak stabil,” Garcia menjelaskan salah satu temuan utamanya tersebut. Hal ini terutama berlaku bagi manusia, di mana terjadi pengulangan secara teratur dan yang hidup di dalam air, namun bukan benar-benar populasi yang tak terstruktur. Sejumput struktur populasi sangat banyak membantu jika pengulangan hadir di dalamnya. “Karena itu, resep untuk kerjasama manusia yang mungkin: sedikit struktur dan banyak pengulangan”, kata Julian Garcia. Fenomena ini menghasilkan tingkat rata-rata kerjasama yang tinggi.

Posting Komentar untuk "Ilmuwan Membangun Model Teoritis pada Evolusi Kerjasama"