Sejarah Perjuangan Jenderal Ho Chi Minh Untuk Kemerdekaan Vietnam
Pada tahun 1940 Jepang menduduki kawasan
Indo-China yang dijajah oleh Perancis. Indo-China yang kita kenal saat
ini merupakan wilayah yang terdiri dari negara Vietnam, Laos dan
Kamboja. Indo-China merupakan daerah penting bagi perkembangan
imperialisme di Asia Tenggara karena menjadi basis penyerbuan Jepang ke
wilayah Malaka dan sekitarnya.
Di
negara Vietnam, rakyat memberontak melawan Jepang dan bergabung di
dalam satu gerakan yang disebut Vietminh atau Vietnam Doc Lap Dong Minh
Hoa (Persatuan Kemerdekaan Vietnam). Gerakan tersebut dipimpin oleh
Nguyen Ai Quoc atau lebih dikenal dengan nama Jenderal Ho Chi Minh.
Berkat perjuangan tersebut, pasukan Vietnam berhasil menguasai
Indo-China bagian Utara. Meski demikian, Jepang mengangkat Raja Bao Dai
sebagai pemimpin kawasan Indo-China. Raja Bao Dai adalah pemimpin
Vietnam yang dianggap rakyat sebagai pro-Jepang.
Setelah
Jepang kalah, Raja Bao Dai tidak mendapat dukungan lagi sehingga harus
turun tahta. Selanjutnya, Ho Chi Minh memproklamasikan kemerdekaan
negara Vietnam pada tanggal 22 Agustus 1945 sehingga ia menjadi presiden
pertama di Republik Vietnam. Sementara itu, pasukan Sekutu yang
diwakili oleh Cina menduduki kawasan Indo-China bagian utara, sedangkan
bagian selatan dikuasi oleh Inggris. Perancis kemudian masuk kembali ke
Vietnam untuk menjajah karena tidak setuju dengan Pemerintahan Ho Chi
Minh.
Perundingan Jenewa Memecah Vietnam Menjadi Dua Kekuasaan
Pada
tahun 1946 diadakan perundingan antara Vietnam dan Perancis di
Fontaineblau, Perancis. Dalam perundingan tersebut, Perancis mengusulkan
supaya dibentuk 4 negara merdeka, yaitu Vietnam, Laos, Kamboja, dan
Chochin China. Negara-negara ini nanti akan bergabung dalam Uni
Perancis.
Perundingan
tersebut gagal terlaksana sehingga pecah peperangan antara Vietnam dan
Perancis selama kurun waktu 1946 sampai 1954. Perancis mengangkat
kembali Raja Bao Dai sebagai Presiden Vietnam pada bulan Maret 1949
dalam ruang lingkup Uni Perancis, namun perang terus berkobar.
Vietnam
melaksanakan perang gerilya yang dipimpin oleh Jenderal Nguyen Giap,
namun lama kelamaan sifat peperangan ini berubah menjadi perang frontal.
Akhirnya tahun 1954, benteng Perancis di Dhien Phu dihancurkan oleh
Vietnam. Peristiwa ini melahirkan Perundingan Jenewa pada tahun 1954
yang berisikan hal-hal berikut ini:
- Pasukan Vietnam ditarik mundur dari Vietnam Selatan, Laos, dan Kamboja.
- Vietnam dipecah menjadi dua bagian, yaitu Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Vietnam Utara beribukota di Hanoi dengan Ho Chi Minh sebagai kepala negaranya. Sedangkan Vietnam Selatan beribukota di Saigon di bawah pimpinan Raja Bao Dai.
- Pemilu diadakan pada tahun 1956 untuk menentukan kehendak rakyat terhadap status Vietnam Utara dan Vietnam Selatan, serta antara Kamboja dan Laos.
- Pasukan Perancis ditarik mundur dari seluruh Vietnam.
Dengan
demikian, Vietnam telah mewujudkan kemerdekaannya walaupun negara
tersebut terpecah menjadi dua kekuasaan. Beberapa puluh tahun kemudian
Vietnam dapat bersatu kembali dan memiliki kedaulatan penuh atas
wilayahnya.