Tentang Freemasonry , Dan Prinsip Dasar Organisasi Freemasonry
Freemasonry adalah
sebuah organisasi persaudaraan yang asal-usulnya tidak jelas antara
akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17. Freemasonry kini ada dalam
beragam bentuk di seluruh dunia dengan jumlah anggota diperkirakan
sekitar 6 juta orang, termasuk 150000 orang di bawah yurisdiksiLoji
Besar Skotlandia dan Loji Besar Irlandia, lebih dari seperempat juga
orang di bawah yurisdiksi Loji Besar Bersatu Inggris dan kurang dari dua juta orang di Amerika Serikat.
Organisasi
Freemasonry tidak memunyai pusat dan setiap negara memunyai organisasi
yang berdiri sendiri. Sekalipun demikian setiap organisasi Freemasonry
di mana pun akan memunyai nomor pendirian dan berhubungan satu dengan
lainnya.
Freemasonry juga memunyai
Master tertinggi yang merupakan master tertinggi dari seluruh Master
Freemasonry yang bertugas melakukan koordinasi seluruh Freemasonry yang
ada di dunia.
Organisasi ini diatur
menjadi Loji-loji Besar atau kadang-kadang Orient yang mandiri, yang
masing-masing memiliki yurisdiksinya tersendiri, yang terdiri atas Loji
bawahan atau konstituen.
Berbagai
Loji Besar dapat mengakui atau tidak mengakui satu sama lain
berdasarkan Prinsip Mason (sebuah Loji Besar bisanya menganggap Loji
Besar lainnya yang memiliki prinsip yang sama sebagai Loji reguler, dan
mereka yang tidak sama dianggap sebagai Logi “tak reguler” atau Loji
“gelap”).
Freemasonry merupakan
organisasi yang tertutup dan ketat dalam penerimaan anggota barunya.
Organisasi ini bukan merupakan organisasi agama dan tidak berdasarkan
pada teologi apapun. Tujuan utamanya adalah membangun persaudaraan dan
pengertian bersama akan kebebasan berpikir dengan standar moral yang
tinggi.
Freemasonry sendiri adalah simbolisasi dari pengertian pekerja keras yang memunyai kebebasan berpikir. Katamason berasal dari bahasa Perancis, maçon,
yang artinya “tukang batu”.Sekalipun organisasi ini merupakan
organisasi hanya bagi kaum laki-laki namun kini sudah banyak pula
kelompok Freemasonry wanita.
Ada
juga lembaga tambahan, yang merupakan organisasi yang terkait dengan
cabang utama Freemasonry, namun dengan administrasinya sendiri.
Kegiatan Freemansonry
Hingga kini Freemasonry tetap menjaga tradisi ritual, yang merupakan simbol bahwa setiap anggota adalah pekerja bangunan (maçon)
yang dapat disimbolkan sebagai batu bata yang harus disusun menjadi
sebuah bangunan kuil. Bagunan kuil Freemasonry merupakan simbol dari
sebuah masyarakat yang besar.
Dalam menerima anggota baru dari sebuah loji atau
rumah Freemason, maka ritual ini akan diperkenalkan kepada setiap
anggota baru tersebut. Ia kemudian memunyai kewajiban untuk juga
berfungsi sebagai pekerja membangun kuil secara bersama-sama dengan
anggota yang lain. Freemasonry meletakkan visi bahwa bekerja membangun
kuil adalah sebuah seni yang tinggi agar nampak indah baik di bagian
luar, di bagian dalam maupun di bagian pusat bangunan.
Sebagai
anggota suatu loji, komunitas Freemasonry memunyai hierarki tiga
tingkatan dari yang terrendah hingga yang tertinggi yaitu murid,
pekerja, dan master. Setiap master memunyai tugas untuk membimbing
murid-muridnya dan membantu para pekerja agar dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik.
Para Master memunyai hierarki dengan tingkatan yang tertinggi adalah tingkat 33 yang merupakan Grand Master untuk suatu negara.
Simbol Freemansonry
Simbol
kuil yang digunakan oleh Freemasonry adalah Bait Salomo sebagai
simbolik kerja manusia dalam membangun kehidupan masyarakat yang majemuk
yang permasalahannya tak pernah selesai. Pengambilan Bait Salomo ini
sebab Bait Salomo di Yerusalem selalu menjadi polemik antar agama dengan
sengketa yang tak pernah selesai – di atas pondasi yang ada ingin
selalu dibongkar oleh kelompok agama yang menang mendudukinya dan
dibangun kembali sebagai kuil agama yang lain.
Kini di atas Bait Salomo telah dibangun Masjid Al-Aqsa yang merupakan masjid besar kedua setelah Masjid Al-Haram di Mekkah. Namun
penggunaan Bait Salomo sebagai simbol kerja Freemasonry dalam
masyarakat majemuk telah diartikan oleh kelompok anti Freemasonry bahwa
Freemasonry identik dengan Yahudi dan Zionisme.
Kerahasiaan Freemansonry
Freemasonry
adalah organisasi yang tertutup dan memegang rahasia apa yang tengah
dibicarakan di dalamnya. Berbagai upacara ritual yang dilaksanakan hanya
boleh dilihat oleh anggota komunitas Freemason. Perilaku atau peraturan
seperti ini sudah berlangsung beratusan tahun.
Awalnya
adalah demi perlindungan para anggota Freemasonry itu sendiri dari
tekanan pihak yang bertentangan dengan prinsip berkebebasan berpikir dan
anti dogma di tiga ratus tahun lalu di Inggris, dimana
agama Katolik masih kuat memegang kendali hukum. Namun dengan tidak
terbukanya kelompok Freemasonry ini telah membawa pergunjingan di luar
yang dilakukan oleh berbagai kelompok yang berseberangan prinsip.
Karena
begitu banyak pergunjingan dan spekulasi, baik dari kelompok agama
maupun politik garis keras yang semakin banyak muncul di media massa,
maka akhir-akhir ini Freemasonry mulai membuka diri, kecuali berbagai
ritual yang dilaksanakan di dalam kelompok. Keterbukaan ini dilakukan
guna membantah berbagai pergunjingan dan spekulasi tersebut.
Penganut Freemanson Yang Terkenal
Anggota
Freemasonry yang umumnya dari kalangan intelektual dan tokoh-tokoh
politik akhirnya juga menjadikan negara-negara yang dipimpin para
Freemasonry menjadi negara sekuler. Contoh yang paling jelas
adalah Amerika Serikat. Saat adanya perang saudara di Amerika antara
Utara danSelatan, banyak kalangan tinggi militer dan politik yang
menjadi anggota Freemason.
Presiden
pertama Amerika sebagai sebuah negara republik yaituGeorge
Washington adalah juga anggota Freemason. Amerika kemudian menjadi
negara sekuler sebagaimana negara-negara di Eropa setelah revolusi
Perancis.
Pembesar dan orang
terkenal Freemasonry tercatat 14 orang Presiden Amerika antara lain
George Washington, Gerald Ford, James Monroe, Franklin
Roosevelt, Theodore Roosevelt, dan Harry Truman. Dari Inggris tercatat
antara lain Raja Edward VII, Raja Edward VIII, Raja George VI,
dan Winston Churchil.
Musikus terkenal antara lain Mozart dan Beethoven, serta ahli politik terkenal antara lain Montesquieu. Nama-nama
dari Indonesia antara lain Pangeran Aryo Suryodilogo, Raden
Saleh, Abdul Rachman (dari Kesultanan Pontianak), Paku Alam V, Paku Alam
VI, Paku Alam VII, Pangeran Adipati Ario Notokoesoemo, dan Hamengku
Buwono VIII.
Prinsip Dasar Organisasi Freemasonry
Pada dasarnya Freemasonry lebih
mengedepankan masalah-masalah kemanusiaan atau humanisme sekuler. Dalam
kelompok persaudaraan tersebut, manusia akan dilihat sebagai mahluk
individu dan pemikirannya menjadi titik sentral pandangan.
Pekerjaan
dan spirit kerja dalam Freemasonry ditujukan pada menemukan bagaimana
harapan-harapan utama manusia dalam menempuh kehidupan ini. Dalam upaya
kebersatuan anggota sebagai ikatan persaudaraan, adalah dengan cara
melihat segi positif pemikiran setiap individu, dan meninggalkan segi
negatifnya. Berkumpul dalam loji adalah merupakan tradisi sejak awal
dimana para anggota akan saling bertukar pikiran, dan yang lebih penting
adalah tetap membina ikatan persaudaraan ataubrotherhood.
Masing-masing anggota harus mampu bekerja untuk
diri sendiri agar menjadi manusia yang lebih baik, berguna, berdasarkan
ikatan persaudaraan, serta membangun kebebasan berpikir dalam
kehidupannya di tengah masyarakat. Secara ideal dapat dikatakan bahwa: membangun sebuah kuil kemanusiaan.
Dalam
praktiknya, Freemasonry tidak menyajikan suatu doktrin maupun dogma,
dan juga tidak memunyai program yang kaku. Bagaimana peraturan kebebasan
berpikir yang dikembangkan oleh setiap anggota komunitas adalah secara
sadar atau tidak apabila pemikiran seorang anggota itu dapat diterima
secara umum oleh anggota komunitas.
Kebenaran
spirit dalam filosofi yang dikembangkan Freemasonry akan terus
berkembang sebagai wujud dari bagaimana cara pandang melihat kebenaran
yang dipercayai, bagaimana kekuatan sistem nilai, norma, adat dan
tradisi yang ada dalam masyarakat, serta adanya kompromi penerimaan
sesuatu pandangan atau pemikiran yang baru.
Freemasonry
pada dasarnya menghormati semua agama dan kepercayaan yang dianut oleh
anggotanya. Freemasonry sebagai organisasi persaudaraan tidak terlibat
pada suatu agama dan kepercayaan yang dianut para anggotanya.
Dengan
demikian setiap anggota juga perlu menghormati kebebasan setiap
individu dalam menentukan pilihan agama dan kepercayaannya
masing-masing. Sekalipun demikian Freemasonry memercayai
bahwa Tuhan adalah kreator dari alam raya. Secara prinsip Freemasonry
memunyai tiga pilar filosofi yang harus selalu dipegang
yaitu: rasionalitas, ketuhanan, dan etika.
Pada
dasarnya Freemasonry mengajarkan sebuah filosofi baru dalam kehidupan
ini. Filosofi baru tersebut yaitu sekularisme yang artinya memisahkan
berbagai sektor kehidupan dengan agama yaitu pada sektor-sektor
pendidikan, hukum, politik, ekonomi, kesehatan, dan ilmiah.
Dalam
hal ini agama menjadi kebutuhan individu, dan mengurangi fungsi agama
dalam kehidupan sosial. Dengan demikian sekularisasi dalam Freemasonry
adalah sebuah proses dimana semua yang mengatur segi kehidupan sosial
berupa sistem nilai, norma, dan ide-ide, landasannya adalah empirik,
rasional, dan pragmatik. Filosofi baru inilah yang kemudian dalam
perjalanan kehidupan Freemasonry telah menarik begitu banyak
pertentangan dengan prinsip-prinsip yang sudah ada.
Sekalipun
Freemasonry tidak ada sangkut pautnya dengan peperangan, ataupun
perkembangan politik suatu negara, namun dalam praktiknya nilai-nilai
yang diajarkan oleh Freemasonry telah memberikan sumbangan yang besar
dalam setiap individu Freemasonry dalam membangun masyarakat yang
diidamkan yaitu bebas dari tirani dan dogma.