sebutan google plus
jajaring sosial google+ sama halnya dengan jejaring sosial facebook
cuma yang perbedaan keduanya sangat kentara, google+ tidak seperti
facebook yang membuat penggunanya seperti kecanduan, bayangkan saja bila
kita tidak membuat facebook dalam satu hari saja, seperti ada yang kurang.
ejaring sosial Google, Google+ disebut sebagai “kota hantu virtual”. Tanggapan ini muncul setelah sebuah penelitian mengungkapkan, hampir sepertiga pengguna Google+ yang membuat posting publik tidak pernah melakukannya lagi.
Laporan yang muncul di Fastcompany.com tersebut disusun oleh analis RJ Metrics (RJM), yang mengaku kaget dengan beberapa temuannya. RJM menyimpulkan, dengan adanya keterlibatan yang kurang, berarti pengguna Google+ tidak akan menjadi “kecanduan” seperti yang terjadi pada Facebook.
Saat bertanya ke 40 ribu pengguna Google+, RJM menemukan 30 persen dari mereka yang membuat posting publik pertama kali tidak pernah membuat posting yang kedua. Dari temuan tersebut, juga diketahui pengguna biasanya menunggu 15 hari antara membuat posting pertama dan kedua mereka.
Bahkan yang lebih mengkhawatirkan, setelah berlalunya waktu selama berbulan-bulan justru kemungkinan pengguna membuat posting terus menurun. Sehingga dalam laporannya, RJM menilai penurunan tersebut sangat memprihatinkan. “Tingkat “kerusakan” di sini (Google+) sangat memprihatinkan, tulis laporan RJM, seperti dilansir dari DailyMail, Jumat (18/5/2012).
“Pada akhirnya, Google+ tidak menunjukkan tingkat adopsi pengguna dan juga keterlibatan seperti yang kami lihat dalam jejaring sosial lainnya,” tambahnya.
Meski RJM mengatakan penelitiannya bisa diandalkan, tapi karena hanya memeriksa data publik, Google pun mengkritik laporan tersebut. “Dengan hanya melakukan pelacakan posting publik, penelitian ini cacat dan tidak menggambarkan secara akurat semua aktivitas yang terjadi di Google+,” ujar Google dalam sebuah pernyataan.
“Dengan keindahan Google+ yang memungkinkan Anda berbagi secara pribadi, Anda tidak perlu secara terbuka berbagi pemikiran, foto atau video dengan dunia,” ungkap rakasa pencarian tersebut.
ejaring sosial Google, Google+ disebut sebagai “kota hantu virtual”. Tanggapan ini muncul setelah sebuah penelitian mengungkapkan, hampir sepertiga pengguna Google+ yang membuat posting publik tidak pernah melakukannya lagi.
Laporan yang muncul di Fastcompany.com tersebut disusun oleh analis RJ Metrics (RJM), yang mengaku kaget dengan beberapa temuannya. RJM menyimpulkan, dengan adanya keterlibatan yang kurang, berarti pengguna Google+ tidak akan menjadi “kecanduan” seperti yang terjadi pada Facebook.
Saat bertanya ke 40 ribu pengguna Google+, RJM menemukan 30 persen dari mereka yang membuat posting publik pertama kali tidak pernah membuat posting yang kedua. Dari temuan tersebut, juga diketahui pengguna biasanya menunggu 15 hari antara membuat posting pertama dan kedua mereka.
Bahkan yang lebih mengkhawatirkan, setelah berlalunya waktu selama berbulan-bulan justru kemungkinan pengguna membuat posting terus menurun. Sehingga dalam laporannya, RJM menilai penurunan tersebut sangat memprihatinkan. “Tingkat “kerusakan” di sini (Google+) sangat memprihatinkan, tulis laporan RJM, seperti dilansir dari DailyMail, Jumat (18/5/2012).
“Pada akhirnya, Google+ tidak menunjukkan tingkat adopsi pengguna dan juga keterlibatan seperti yang kami lihat dalam jejaring sosial lainnya,” tambahnya.
Meski RJM mengatakan penelitiannya bisa diandalkan, tapi karena hanya memeriksa data publik, Google pun mengkritik laporan tersebut. “Dengan hanya melakukan pelacakan posting publik, penelitian ini cacat dan tidak menggambarkan secara akurat semua aktivitas yang terjadi di Google+,” ujar Google dalam sebuah pernyataan.
“Dengan keindahan Google+ yang memungkinkan Anda berbagi secara pribadi, Anda tidak perlu secara terbuka berbagi pemikiran, foto atau video dengan dunia,” ungkap rakasa pencarian tersebut.
Posting Komentar untuk "sebutan google plus"
Bila Ada Pertanyaan/Saran Opini Silakan Dilayangkan Di kotak Komentar/Buku Tamu
Dan Dimohon Para Visitor Menggunakan Bahasa Yang Sopan
Bila Tidak Menggunakan Bahasa Yang Sopan Komentar Anda Akan Kami Hapus
Mohon Maaf Bila Ingin Menyalin Artikel ini Harap Mencantumkan Sumbernya
When the Any Questions / Suggestions Please posted in Opinion Comment box / Guest Book
Please Use The Visitor and The Polite Language
When Not Using Polite Language That We Will Delete Your Comment
Sorry if this article Want to Copy Please Include the SourceSorry If you want to copy this article if Please Include the Source